Minggu, 28 November 2010

penanganan dan relokasi bencana merapi

PENANGANAN DAN RELOKASI BECANA MERAPI

NAMA KELOMPOK :
1. ANDI SITI NUR ISNAENI (10508016)
2. DYAH . ANGGRAENI (10508274)
3. FERONICA INDAH (10508080)
4. MARISSA DESSY (10508128)

AWAL BENCANA MERAPI.

Sejak letusan pertama (26/11/2010), Merapi telah menyemburkan material vulkanik sekitar 100 juta meter kubik (m3). Sekitar 100 juta m3 material vulkanik itu menyebar ke sector selatan, barat daya, tenggara, barat dan utara yang diantaranya meliputi kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, serta Kabupaten Klaten, Boyolali dan Magelang di Jawa Tengah terus menyemburkan awan panas hingga rabu (10/11/2010).

Gunung merapi terlihat jelas dari berbagai daerah, seperti dari kota Yogyakarta, cangkringin, sleman, dan manisrenggo (klaten). Sejak pagi hingga pukul 10.00 awan panas itu membumbung tinggi bergerak kearah barat. Namun tidak terdengar dentuman dari arah puncak merapi, gunung teraktif didunia ini masih berstatus awas.

Gelombang awan panas tak putus-putusnya keluar dari puncak beserta material letusan lava dan abu yang di iringi gemuruh. Puncaknya terjadi pada Jumat pukul 00.30. suara gelegar besar terdengar hingga radius 30 km dan hujan pasir hingga radius 15 km. hujan abu vulkanik juga terjadi hingga kota Yogyakarta yang berjarak lebih dari 30 km di selatan Merapi. Bahkan hingga kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah.



PENANGANAN BENCANA

1. Membangun lapangan pekerja bagi pengungsi merapi terutama kaum pria untuk bisa menghidupi kembali keluarganya, dengan membantu membuat kerajinan miniature merapi sebagai peristiwa yang tak akan terlupakan dari bumi Jogja. Hal ini diupayakan agar mereka dapat membangun kembali perekonomian mereka, terutama bagi pengungsi yang bertransmigrasi ke sambas, Kalimantan barat.

2. Membangun tempat tinggal yang memadai untuk setiap kepala keluarga sehingga mereka dapat hidup nyaman, selama perekonomian mereka dimulai dari nol.

3. Memfasilitasi kesehatan selama keadaan lingkungan belum bisa dikatakan aman dari sumber penyakit, seperti abu vulkaik , terutama untuk anak-anak lansia.

4. Mengembangkan kerajinan atau kemampuan yang dimiliki pengunsi terutama kaum wanita untuk membantu perekonomian keluarganya.

5. Mendirikan kembali sekolah untuk anak-anak yang sempat vakum sekolah pasca becana.

6. Membangun kembali semangat hidup para pengungsi dengan hiburan dan joke-joke agar
keadaaan psikologis mereka tidak tertekan dengan merilex kan pikiran mereka

7. Memberikan siraman rohani pada setiap agama yang dianut agar diberikan kesabaran yang tiada batas becana yang merenggut banyak nyawa dan harta benda.

8. Memantau perekonomian mereka untuk mengetahui kelayakan kehidupan mereka pasca becana.

RELOKASI BENCANA

Pemerintah mulai membahas masalah relokasi warga lereng gunung merapi pasca bencana, pemerintah akan melakukan perencanaan yang matang dan menyeluruh.

Relokasi harus memperhatikan aspek-aspek budaya, sosial, ekonomi,dan geografi. relokasi harus menjadi solusi untuk mengurangi resiko sosial, karena penduduk lereng Gunung Merapi memiliki keahlian tertentu, seperti bertani, berternak dan berkebun. kecocokan mata pencarian dan cuaca juga perlu diperhatikan, sebab jika tidak diperhatikan sebagian besar peternak sapi jika direlokasikan ke gunung kidul, maka usaha mereka terkendala cuaca yang kurang cocok bagi pertenakan sapi. selain itu belum tentu juga mata pencarian dilokasi yang baru sesuai dengan lokasi yang lama, sebab mereka memiliki keahlian tertentu.