Kamis, 15 Oktober 2009

pengertian OCD

OCD

Mental disorder adalah bentuk dari gangguan dan kekacauan fungsi mental (kesehatan mental), dan disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme-adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan/mental terhadap stimuli eksternal dan ketegangan-ketegangan; sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur pada satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan.

contohnya, Seperti rasa-rasa pusing, sesak nafas, demam panas dan nyeri-nyeri pada lambung sebagai pertanda permulaan daripada penyakit jasmaniah, maka MENTAL DISORDER itu mempunyai pertanda awal antara lain; cemas-cemas, ketakutan, pahit hati, dengki, cemburu, iri, marah-marah , ketegangan kronis.


Penampilan dari mental disorder itu biasanya berupa gejala-gejala sebagai berikut.

-Banyak konflik batin.

contohnya, Hilangnya harga diri dan kepercayaan diri. Orang jadi merasa tidak aman, dan selalu diburu-buru oleh suatu pikiran atau perasaan yang tidak jelas, sehingga ia merasa cemas dan takut. Dia lalu menjadi agresif, suka menyerang, bahkan ada yang berusaha membunuh orang lain, atau melakukan usaha bunuh diri (agresivitas ke dalam).

-Komunikasi sosialnya terputus.

contohnya, timbulnya delusi-delusi yang menakutkan,Selalu iri hati dan curiga. Ada kalanya dihinggapi khayalan yg dikejar-kejar. Sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan, atau melakukan bunuh diri. selanjutnya dihinggapi oleh rasa panik yg hebat, dia juga bisa membunuh orang lain.

-Ada gangguan intelektual dan gangguan emosional yang serius. Penderita mengalami ilusi-ilusi optis, halusinasi-halusinasi berat dan delusi.

SEBAB-SEBAB MENTAL DISORDE.

-konflik sosial dan konflik-konflik cultural yang mempengaruhi diri manusia.

-Pemasakan batin (internalisasi) dari pengalaman yang keliru; yaitu pencernaan pengalaman oleh diri si subyek yang salah.

-Predisposisi struktur biologis/jasmaniah dan mental atau kepribadian yang lemah.

BENTUK-BENTUK MENTAL DISORDER
Bentuk-bentuk mental disorder dapat kami kemukakan di sini ialah:
A. Psikopat
B. Psikoneurosa

1. Histeria

2. Bentuk-bentuk dissosiasi kepribadian

- Fugue (amnesia/kehilangan ingatan)

- Somnabulisme (tidur berjalan)

- Multiple personality

3. Psikaastenia, yang sering dibarengi simptom-simptom:

- Fobia

- Obsesi

- Kompulsi

4. Tics atau gangguan gerak-gerak fasial

5. Hipokhondria

6. Neurastenia

7. Anxiety neurosis

8. Psikosomatisme

- Hypertension dan effort syndrome

- Peptic ulcer

C. Psikosa fungsional, terdiri atas:

1. Schizofrenia

a. Schizofrenia hebefrenic

b. Schizofrenia catatonic

c. Schizofrenia paranoid

2. Manis depresif

3. Paranoia

Yang patut diingat bahwa gangguan mental oleh faktor-faktor sosial dan cultural yang eksternal itu sifatnya dapat dihindari; yaitu dengan jalan sebagai berikut:

-Selalu memelihara kebersihan jiwa, karena beringkah laku susila.

-Tidak banyak konflik-konflik batin yang serius

-Menegakkan disiplin-diri yang ketat.

-Berusaha berfikir dan berbuat wajar, tanpa penggunakan mekanisme pelarian diri dan mekanisme pertahanan diri yang negatif.

-Berani menghadapi kesulitan dengan nyata, dan mau memecahkan kesulitan-kesulitan dengan perbuatan konkrit; tidak ada penghindaran diri dari kesulitan yang tengah dihadapi.

MASALAH KEBUTUHAN MANUSIA DAN MENTAL DISORDER:

Setiap manusia itu selalu mempunyai macam-macam kebutuhan untuk mempertahankan eksistensi hidupnya. Sehingga timbullah dorongan, usaha dan dinamisme untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kebutuhan-kebutuhan hidup itu terhalang atau mengalami frustrasi, akan timbullah ketegangan-ketegangan dan konflik batin. Bila hal ini berlangsung terus-menerus, maka akan muncul kekalutan mental. Kebutuhan tersebut dapat dibagikan dalam 3 kategori, yaitu:

  1. Kebutuhan fisis biologis, organis, atau kebutuhan vital.
  2. Kebutuhan sosial, bersifat human/kemanusiaan atau sosio-budaya.
  3. Kebutuhan metafisis, religius atau transendental.

Pada hakekatnya manusia itu sama, yaitu dinamis dan sering mempunyai kebutuhan-kebutuhan manusiawi yang sama. Maka dalam proses hidup bersama atau perjuangan mempertahankan untuk selalu dapat bersaing dan selama manusia masih mempunyai vitalitas dan bersifat dinamis, selama itu pula ada kompetisi, konkurensi, ketegangan, dan konflik antar manusia. Semua itu menstimulir timbulnya konflik dan ketegangan batin yang kronis terus-menerus. Orang lalu diliputi kekhawatiran, ketakutan danketegangan tinggi, dan mudah terganggu mentalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar