Kamis, 17 Desember 2009

pengaruh puasa terhadap kesehatan mental

PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL

Latar belakang.

Seiring perkembangan pemikiran dan peradaban manusia, perhatian manusia terhadap kesehatan mental semakin meningkat, karena manusia semakin sadar bahwa kehidupan yang layak adalah dimana seseorang dapat menikmati hidup ini bersama-sama, berdampingan dengan orang lain. Kehidupan seseorang yang mengalami gangguan mental, tidak kurang pedihnya dari penyakit jasmani.

Ganguan mental dapat berakar dari tidak terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang berasal dari keihklasan eksistensi manusia yang harus dipuaskan, tetapi cara memuaskan psikis itu bermacam-macam, dan cara pemuasan kebutuhan tersebut serupa dengan perbedaan tingkat gangguan mental.

Sekilas Mengenai Puasa.

Puasa adalah ibadah yang diperintahkan oLeh Allah SWT kepada umatnya, yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari syahwat makan, minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai puasa pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Puasa merupakan momentum berharga untuk menghadirkan mental yang sehat, sebab dalam puasa terkandung latihan-latihan kejiwaan yang harus dilalui, misalnya berlaku jujur dengan menahan lapar dan dahaga baik di kala bersama orang lain maupun saat sendirian. Jadi, kita sebagai umatnya, harus mengikuti ajaran yang telah diperintahkan oleh allah SWT.

Perbandingan antara Puasa dengan Kesehatan Mental

Bagi yang menjalankannya. Puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan para ahli (pakarnya). Salah satunya adalah Penelitian dari Nicolayev, ia mencoba menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Dalam usahanya itu, ia menterapi pasien sakit jiwa dengan menggunakan puasa selama 30 hari. Ia mengadakan penelitian eksperimen dengan membagi subjek menjadi dua kelompok sama besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan. Sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari.

Dua kelompok tadi dipantau perkembangan fisiknya dan mentalnya dengan tes-tes psikologis. Dari eksperimen tersebut diperoleh hasil yang sangat bagus, yaitu banyak pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medis (obat-obatan), ternyata bisa disembuhkan dengan puasa selama 30 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar