Sabtu, 19 Desember 2009

hedonisme dikalagan remaja

HEDONISME DI KALANGAN REMAJA
BAB 1.
Pendahuluan


1.1 Latar belakang masalah.
Hedonisme telah erat merekat dalam hidup kita, kelekatan itu berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup hedonis. Pola hidup seperti ini mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak enak.
Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludes). Dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Hingga menghalalkan berbagai cara demi memperoleh kesenangan. Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan yelah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini. Sebagai Contohya, para remaja yang suka melakukan (making love-bercinta) atas dasar kesenangan saja. Bagi mereka para pemuja kesenangan dunia semata, tak menghindari bahawa hal yang dilakuakannya adalah perilaku hedon.
Ketika hedonisme sudah menjadi pegangan hidup bagi muda-mudi banyak nilai-nilai luhur kemanusiaan para remaja luntur, bahkan hilang. Kepekaan social mereka terancam tergusur manakala mereka selalu mempertimbangkan untung rugi dalam bersosialisasi. Akibatnya ketika ada orang yang membutuhkan uluran tangan, mereka menyembunyikan diri dan enggan berkorban.
1.2 Rumusan masalah.

1. Pengertian hedonisme.
2. Bagaimana hedonisme dikalangan remaja.
3. Hedonisme dikalagan remaja dalam ilmu social.



BAB II.
Pembahasan Masalah


1. Pengertian Hedonisme.
Hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu itu dianggap baik, sesuai dengan kesengan yang didatagkannya. Disini dijelaskan bahwa sesuatu yang hanya mendatagkan kesusahan, penderitaan yang tidak menyenangkan, denagn sendirinya dinilai tidak baik. Orang-orang yang mengatakan ini, denagn sendirinya menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya.
Menurut Aritoteles dalam Russell (2004:243) kenikmatan berbeda denagn kebahagiaan, sebab tak mungkin ada kebahagiaan tanpa kenikmatan. Yang mengatakan ada tiga pandanagan tentang kenikmatan: (1) Bahwa semua kenikmatan tidak baik, (2) bahwa beberapa kenikmatan baik, namun sebagaian besar buruk, (3) bahwa kenikmatan baik, namun bukan yang terbaik.
Menurut Epihurus dalam Russell (2004:372) untuk menjaga ketentraman batin, ia menganggap kenikmatan sebagai yang baik, dan tetap memegang teguh. Dengan konsistensi yang luar biasa, terhadap segala konsekuensi dari pandangan ini.
Menurut Honis O. Kallsoff dalam Soemardjo (1996:359) manusia dalam kenyataannya mencari kenikmatan (hedonisme psikologi) denagn prinsip yang mengatakan bahwa manusia seharusnya mencari kenikmatan (hedonisme etis). Disini jelas bahwa hedonisme ialah perbuatan yang dintara segenap perbuatan yang dapat dilakukan oleh seseorang akan menbawa orang tersebut merasakan kebahagiaan yang sebesar-besarnya.

2. Hedonisme dikalangan remaja
“Virus” hedon tidak hanay menyerang orang dewasa yang sudah bekerja. Dari anak-anak hingga orang tua tak luput dari ancaman virus ini. Anak pun kecendrungan hedonistis. Akibat kodrat biologis dan belum jalanya daya penalaran, anak harus bergantung pada ibu atau orang lain. Contoh: minum dibuatkan, makan disuapin. Ia menggantungkan hidupnya pada orang lain karena ia belum sanggup mengerjakan sendiri.
Generasi yang paling tidak aman terhadap hedonis adalah remaja. Karena remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonis sangat menarik bagi mereka, daya pikatnya sangat luar biasa. Sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena baru akibat paham ini. Fenomena muncul, ada kecenderungan untuk lebih memilih hidup enak, dan mewah. Title” remaja yang gaul dan funky” baru melekat bila mampu memenuhi standar tern saat ini, yaitu minimal harus mempunyai handpone, lalu baju serta dandanan yag selalu mengikutu mode.

3. Hedonisme di kalangan remaja dalam ilmu social.
Hedonisme terjadi karena adanya perubahan perilaku pada mesyarakat yang hanya menghendaki kesenagan. Perilaku terebut lama kelaman mengakar dalam kehidupan masyarakat termasuk para remaja yang pada akhirnya menjadi seprti sebuah budaya bagi mereka.
Dalam identifikasi mentalitas budaya yang dikemukakan Sorokin, sikap hedonisme yang telah menjadi budaya hedon di kalangan remaja dimasukkan dalam kebudayaan indrawi. Yaitu kebudayaan indrawi pasig dan kebudayaan idrawi sinis.
1. Kebudayaan idrawi pasif yang meliputi hasrat menikmati kesenangan indrawi setinggi-tingginya. Pola piker seperti itulkah yang mengajak para remaja hanya bersenag-senang selagi ada kesempatan, seakan hidup hanya “mampir”. Karena itulah mereka hanya mengejar kesenangan, padahal masih banayk hal yang bernilai dalam hidup ini selain bersenang-senang.

2. Kebudayaan indrawi sinis, yang mengejar tujuan jasmaniah dengan mencari pembenaran rasional. Banyak hal yang dialakukan para remaja untuk mencapai apa yang diiginkan.contoh seorang remaja putrid rela menjaul dirinya demi mempunyai HP terbaru.
Hedonisme dikalangan remaja apabila ditinjau dari ilmu social akan lebih mudah dipahami.
1. Sejarah.

Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari yunani, asumsi awal dari paham ini adalah manusia mencari kesenangan hidupnya, baik jasmani maupun rohani.

2. Ekonomi.

Jaman semakin berkembang begitu juga dengan kebutuhan semakin bertambah. Begitu juga denagn kebutuhan para remaja, makin lama makin bervariasi kebutuhan mereka. Untuk memenuhi kebutuhan mereka harus ada yang namanya uang.

3. Geografi.
Hedonisme pada remaja bisa terjadi dimana saja, baik dikota maupun didesa. Karena hedonisme dapat menjangkiti remaja berdasarkan pada sikap yang dimunculkan remaja tersebut.
4. Budaya liberal telah mulai berkembang dikalangan remaja, sikap hedonisme pun mengakar dalam jiwa para remaja. Budaya hedonisme muncul dari proses pengaruh social yang diturunkan dari generasi ke generasi sebagai warisan social yang ditiru. 
BAB III.
Penutup

Kesimpulan

Hedonisme dikalangan pesat mengikuti perkembagan jaman pola piker yang hanya mementingkan kesenangan saja membuat para remaja terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak realistis.
Setiap manusia pasti ingin merasakan dan kesenangan, apalagi para remaja. Tapi sayag nya untuk memperoleh kenikmatan dan kesenangan tersebut banyak remaja yang menghalalkan segala cara. Apapun mereka lakukan, agar apa yang mereka iginkan dapat mereka peroleh tanpa peduli dengan resiko nya.
Saran
Untuk membentengi diri dari hedonisme yang hanya menawarkan kenikmatan sesaat, harus dimulai dari diri sendiri dan juga dukungan orang lain. Untuk orang tua hendaknya meningkatkan control pada anak. Terutama tanamkan nilai moral yang nantinya berguna bagi mereka. Arahkan mereka pada pergaulan yang baik, dan didik mereka untuk mandiri. Sedangakan. Bagi para remaja berpikirlah dulu sebelum bertindak jangan hanya mengejar kesenangan semata. Masa depan masih panjang, masih banyak hal yang berguna yang dapat mereka lakukan tanpa harus hidup berfoya-foya.


Daftar pusaka
www. wikipedia.com
www. koran kompas.com
www. Situs KPA.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar