Gangguan belajar disebabkan adanya gangguan perkembangan yang mengakibatkan fungsi inteligensia terganggu. Keunikan, kelebihan, dan karakteristik anak semacam ini yang membutuhkan metode pendidikan dan keilmuan yang khusus.
Umumnya mereka terlambat bicara dan terjebak dalam diagnosis autisme, sekalipun memang mereka mempunyai gejala mirip autisme. Tidak jarang pula tertukar diagnosis mereka dengan autisme Asperger ataupun autis savant. Autis Asperger ada yang mempunyai IQ tinggi (tetapi tidak mengalami keterlambatan bicara), dan autis savant mempunyai talenta luar biasa (tetapi mengalami gangguan sangat luas dalam area inteligensia, seperti dalam film Rainman yang diperankan Dustin Hoffman).
Dalam uji psikologi, anak berbakat dengan gangguan belajar menunjukkan taraf intelegensi yang tidak harmonis, didapatkan kemampuan abstraksi dan logika analisis, tetapi tertinggal dalam kemampuan verbal.
Kesulitan yang sering mengikuti hingga dewasa adalah gangguan pada memori jangka pendek yang mengatur kemampuan hafalan, terlihat dari nilai hasil uji digit span test yang rendah, 2-3 (normal, 2-9). Para ahli audiologi menyebutnya auditory processing disorder (APD). Artinya bukan telinganya yang terganggu, tetapi proses informasi di otak terganggu sehingga mereka sering tampak seperti anak tuli atau melongo jika diajak bicara dan tidak merespons jika dipanggil. Pada akhirnya berakibat mengalami ketertinggalan perkembangan bicara dan bahasa.
Berbagai gangguan perkembangan lain yang menyertai saat masih balita adalah ketidaksinkronan dalam perkembangan dimana perkembangan motorik kasar berkembang hebat, tetapi motorik halus tertinggal, seperti memiliki kemampuan visual tetapi tidak memiliki kemampuan audio, memiliki sensor peraba yang sangat peka sehingga jijik dengan benda basah dan lembek.
Ia mempunyai periode berkonsentrasi intensif, namun juga kadang tampak bagai anak tidak bisa konsentrasi dan hiperaktif sehingga sering terjebak dalam diagnosis anak dengan gangguan konsentrasi atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Mereka sangat emosional, keras kepala, dan sulit diatur.
Apabila mereka mendapatkan dukungan dalam pendidikan yang tidak menunjang hanya akan menyebabkan masalah lebih sulit, yaitu jatuhnya anak ke dalam kondisi frustrasi, depresi, hilang percaya diri, berkembangnya konsep diri negatif, timbul perilaku bermasalah, atau timbul keinginan bunuh diri.
Sulit mencari sekolah yang mau menerima, karena pihak sekolah tidak memiliki guru yang mengerti ilmu learning disabilities dalam mengenal karakteristik psikis anak berbakat memang tidak dikenal, terlebih yang mempunyai keistimewaan ganda seperti mengalami gangguan belajar.
Daftar pustaka :
Bibilung. (2007). Anak berbakat dengan gangguan belajar. http://bibilung.wordpress.com/ 2007/07/16/anak-berbakat-dengan-gangguan-belajar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar