BAB VI
MANUSIA DAN PENDERITAAN
1.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa sanskerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas
mausia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat, ada
yang ringan. Penderitaan secara fisik yaitu terkena bencana tsunami,
kehilangan anggota tubuh,dll. Penderitaan yang bersifat lama atau
tidaknya tergantung oleh penyebab penderitaan tersebut, misal Kehilangan orang
yang penting di dalam kehidupan seseorang, dan penderitaan yang bersifat
sementara adalah di kecewakanya oleh seseorang.
1.2 Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau
jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. akibat siksaan yang
dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa
berupa, kebimbangan, kesepian, ketakutan, dan ketakutan yang berlebihan yang
tidak pada tempatnya disebut phobia. Manusia akan mengalami siksaan di akhirat
nanti, yaitu siksaan berbagi orang-orang musryik, syirik, dengki, memfitnah,
mencuri, makan harta anak yatim, dll.
Ketakutan yang menyebabkan seseorang mengalami
siksaan bati, dan bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada
tempatnya. Pada umumya orang memiliki sau atau lebih phobia ringan seperti
takut pada tiikus, ular, serangga, dll. Tetapi pada sementara orang ketakutan
itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu.
Siksaan yang sifatnya Psikis misalnya;
§
Kebimbangan dialami
oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang
akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi
atau tidak, siapakah kawannya yang akan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan
seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa
dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan
akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang
kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan
akan cepat dapat diatasi.
§
Kesepian dialami
oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
§
Ketakutan, sama
sama halnya dengan phobia yang dijelaskan diatas tadi. namun tidak terlalu
dibesar-besarkan.
Penyebab seseorang merasa ketakutan :
-
Claustrophobia adalah rasa
takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobiaadalah rasa takut
yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
-
Gamang merupakan ketakutan
bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat
berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan
yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut
meniti dinding tembok dibawahnya.
-
Kegelapan merupakan suatu
ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam pikirannya
dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan,
pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu
dinyalakan lampu yang terang .
-
Kesakitan merupakan ketakutan
yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut
diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam
tubuhnya, hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan
kesakitan.
-
Kegagalan merupakan dari
seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami
kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena
takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang
pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang
lagi.
1.3 Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
seseorang mengalami kekalutan mental :
§
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung.
§
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah
hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan :
§
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si
penderita baik jasmani maupun rohani.
§
Usahan mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur
atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak
menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
masalahnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari
persoalan, melainkan memecahkan persoalannya.
§
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang
bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
§
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental
yang kurang sempurna dan sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan
menghancurkan mentalnya.
§
Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara
yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat
menyesuaikan diri lagi.
§
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi
yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses
kekalutan mental :
§
Positif : Trauma yang dialami secara baik sebagai usaha agar tetap
suvive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan.
§
Negatif : Trauma yang dialami diperlarutkan atau
diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi yaitu tekanan
batin akibat tidak ttercapainya apa yang diinginkan.
1.4 Penderitaan dan Perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat
kodrati yang sudah menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin,
bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia hidup tidak
boleh pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan, melainkan
optimis, berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. caranya yaitu
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
1.5 Penderitaan, Media Masa Dan Seniman
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
radio, internet, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut
merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati
manusia untuk berbuat sesuatu. Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunkiasi
yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca,
penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat
siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan judul yang sama.
1.6 Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Sebab-sebab
timbulnya penderitaan :
§
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan
buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut basib buruk.
Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya
menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk
itu manusia penyebabnya.
§
Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab Tuhan. Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal, dan optimism dapat berupa usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
1.7 Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative.
Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak
bahagia atau tidak bahagia. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya
sebagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah. Apabila
sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaiannya yaitu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Sumber : Buku
MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji Penerbit Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar